Puluhan tahun sudah penduduk muslim Rohingya hidup terlunta-lunta dalam bayang-bayang ketakutan. Rohingya adalah salah satu etnik minoritas di Myanmar. Orang-orang Rohingya sering digambarkan sebagai 'kelompok minoritas yang paling dipinggirkan' di dunia. Mereka ditolak di negara sendiri, tidak diterima oleh beberapa negara tetangga, miskin, tak punya kewarganegaraan, dan dipaksa meninggalkan Myanmar dalam beberapa dekade terakhir.
Konflik semakin memburuk. Rangkaian serangan bersenjata mekanis dari militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya di utara Rakhine, yang dimulai sejak Jum’at 25 Agustus 2017 masih berlanjut hingga hari ini. Penyerangan-penyerangan mulai dari pemerkosaan, pembunuhan, dan pembakaran rumah-rumah, yang oleh pemerintah Myanmar dikatakan sebagai 'bohong' dan 'tak sesuai dengan kenyataan'. Lebih dari 100 orang tewas dalam serangan militer di Rakhine, mayoritas wanita dan anak-anak, tidak terkecuali bayi.
Ribuan muslim Rohingya berusaha mengungsi ke sejumlah Negara. Namun, tidak semua Negara mau menerima mereka. Sejak beberapa pekan lalu, lebih dari 10.000 orang-orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh setelah militer Myanmar melancarkan operasi militer di Rakhine, negara bagian di Myanmar barat yang selama ini menjadi 'rumah' bagi orang-orang Rohingya. Kendati telah melarikan diri, nasib mereka di Bangladesh tidak menjadi lebih baik.
Inilah sebagian derita Rohingya
Di satu sisi, mereka ingin tetap hidup di tanah airnya. Tapi kampung mereka ditembaki, tanah mereka dirempas, dan hidup dalam intimidasi milisi bersenjata. Di sisi lain, mengungsi pun bukan solusi karena pintu perbatasan tak pernah terbuka lebar bagi mereka.
Tidak cukupkah ini menggetarkan hati kita untuk membantu saudara kita di Rohingya?
Apakah kalian hanya berdiam diri saja?
Pantaskah kita hanya berdiam diri?
Buktikanlah kepedulianmu dengan aksi nyata. Harta, jiwa, tenaga, dan do’a sangat mereka butuhkan, paling tidak kita tahu dan memberitahu kepada yang lainnya.
oleh : Ayu Santika / Ketua Divisi Syiar Akhwat LDK Fikri PNJ
Posting Komentar