FIKRI HEADLINE

Minggu, 27 Januari 2019

[RESUME | KAISAR]

Tema: “Berlapang Dada”
Pemateri: Ustad Fahmi Faishal Bahreisy
Waktu: Rabu, 19 Desember 2018

Al – Insyirah memiliki arti berlapang dada. Surat ini merupakan surat Makkiyah, yakni surat yang turun sebelum Nabi hijrah. Surat ini sendiri oleh sebagian Ulama disatukan dengan surat Ad – Dhuha. Asbabun Nuzul dari surat ini sama dengan surat Ad – Dhuha, yakni ketika Wahyu Allah SWT tidak turun dalam kurun kurang lebih selama enam bulan, Rasul merasa Allah SWT telah marah terhadap beliau. Hal tersebut terdengar oleh Ummu Jamil, istri dari Abu Lahab. Ummu Jamil pun menghasut bahwa Allah SWT sudah pergi meninggalkan Rasul. Sehingga Allah SWT menurunkan surat Ad – Dhuha dan Al – Insyirah.
Inti dari surat Al – Insyirah ialah anjuran untuk berlapang dada. Berlapang dada sendiri maknanya lebih luas dari sabar. Karena mengandung kelemah-lembutan.
          Isi dari Surat Al – Insyirah sendiri menjelaskan bahwa Allah SWT telah membersihkan hati Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih kecil dengan membelah dada beliau. Adapun salahsatu contoh berlapang dada Rasul ialah ketika Rasul ditinggalkan oleh anaknya Ibrahim yang masih berusia delapan tahun. Ketika itu Abu bakar melihat Rasul menangis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna dari berlapang dada sendiri bukan berarti tidak sedih.
            Rasulullah juga sangat sedih tatkala ditinggal oleh Abu Thalib dan Khadijah. Namun, beliau tetap tegar dan berlapang dada.
            Selain itu, didalam Surat Al – Insyirah juga terdapat makna bahwa setelah adanya kesulitan pasti ada kemudahan. Yang kandungannya menjelaskan bahwa setiap kesulitan memiliki beragam jalan keluar.
            Berlapang dada juga dapat bermakna tidak membalas keburukan dengan keburukan. Namun membalasnya dengan kebaikan dan kearifan. Contohnya seperti saat Fathul Makkah, Rasulullah SAW tidak membalas dendam kepada kaum Quraisy.


Posting Komentar

 
Copyright © 2014 LDK FIKRI PNJ | Distributed By Blogger Template | Designed By OddThemes