Pemateri: Ustad Fahmi Faishal
Bahreisy
Waktu: Rabu, 19 Desember 2018
Al
– Insyirah memiliki arti berlapang dada. Surat ini merupakan surat Makkiyah, yakni
surat yang turun sebelum Nabi hijrah. Surat ini sendiri oleh sebagian Ulama
disatukan dengan surat Ad – Dhuha. Asbabun Nuzul dari surat ini sama dengan
surat Ad – Dhuha, yakni ketika Wahyu Allah SWT tidak turun dalam kurun kurang
lebih selama enam bulan, Rasul merasa Allah SWT telah marah terhadap beliau.
Hal tersebut terdengar oleh Ummu Jamil, istri dari Abu Lahab. Ummu Jamil pun
menghasut bahwa Allah SWT sudah pergi meninggalkan Rasul. Sehingga Allah SWT
menurunkan surat Ad – Dhuha dan Al – Insyirah.
Inti
dari surat Al – Insyirah ialah anjuran untuk berlapang dada. Berlapang dada
sendiri maknanya lebih luas dari sabar. Karena mengandung kelemah-lembutan.
Isi dari Surat Al – Insyirah sendiri
menjelaskan bahwa Allah SWT telah membersihkan hati Nabi Muhammad SAW ketika
beliau masih kecil dengan membelah dada beliau. Adapun salahsatu contoh
berlapang dada Rasul ialah ketika Rasul ditinggalkan oleh anaknya Ibrahim yang
masih berusia delapan tahun. Ketika itu Abu bakar melihat Rasul menangis.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna dari berlapang dada sendiri bukan
berarti tidak sedih.
Rasulullah
juga sangat sedih tatkala ditinggal oleh Abu Thalib dan Khadijah. Namun, beliau
tetap tegar dan berlapang dada.
Selain
itu, didalam Surat Al – Insyirah juga terdapat makna bahwa setelah adanya
kesulitan pasti ada kemudahan. Yang kandungannya menjelaskan bahwa setiap
kesulitan memiliki beragam jalan keluar.
Berlapang
dada juga dapat bermakna tidak membalas keburukan dengan keburukan. Namun
membalasnya dengan kebaikan dan kearifan. Contohnya seperti saat Fathul Makkah,
Rasulullah SAW tidak membalas dendam kepada kaum Quraisy.
Posting Komentar