FIKRI HEADLINE

Senin, 19 November 2018

Mush’ab bin Umair

[RESUME | KAISAR]

Tema         : "Mush'ab bin Umair"
Waktu       : Rabu, 7 November 2018
Pembicara : Sandi Heryana, Lc.

            Mush’ab bin Umair dilahirkan di masa jahiliyah, empat belas tahun (atau lebih sedikit) setelah kelahiran Nabi . Nabi Muhammad  dilahirkan pada tahun 571 M (Mubarakfuri, 2007: 54), sehingga Mush’ab bin Umair dilahirkan pada tahun 585 M. Ia merupakan pemuda kaya keturunan Quraisy.
Rasulullah  bersabda, “Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mush’ab bin Umair.” (HR. Hakim).
Mush’ab bin Umair yang hidup di lingkungan jahiliyah telah Allah beri cahaya di hatinya, sehingga ia mampu dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi  di rumah Al-Arqam dan menyatakan keimanannya.
Kemudian Mush’ab menyembunyikan keislamannya sebagaimana sahabat yang lain, untuk menghindari intimidasi kafir Quraisy. Hingga suatu hari Utsmani bin Thalhah melihat Mush’ab bin Umair sedang beribadah kepada Allah Ta’ala, maka ia pun melaporkan apa yang ia lihat kepada ibunda Mush’ab. Saat itulah periode sulit dalam kehidupan pemuda yang terbiasa dengan kenikmatan ini dimulai. Tidak hanya diisolasi dari pergaulannya, Mush’ab juga mendapat siksaan secara fisik. Bahkan pakaiannya terbuat dari bahan kasar dan compang camping.
Mush’ab bin Umair adalah salah seorang sahabat nabi yang utama. Ia memiliki ilmu yang mendalam dan kecerdasan sehingga Nabi  mengutusnya untuk mendakwahi penduduk Yatsrib, Madinah. Di sana ia mengajrkan dan mendakwahkan Islam kepada penduduk negeri tersebut, termasuk tokoh utama di Madinah semisal Saad bin Muadz. Dalam waktu yang singkat, sebagian besar penduduk Madinah pun memeluk agama Allah ini.
Mush’ab juga merupakan seorang pemuda yang teladan dalam bersemangat menuntut ilmu, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Ia memiliki kecerdasan dalam memahami nash-nash syariat, pandai dalam menyampaikannya, dan kuat argumentasinya.
Mush’ab bin Umair merupakan pemegang panji bendera Islam di peperangan uhud. Sekaligus merupakan tempat ia berpulang ke Rahmatullah. Beliau syahid saat berumur 40 tahun.
Semoga Allah meridhai Mush’ab bin Umair dan menjadikannya teladan bagi pemuda-pemuda Islam. Mush’ab telah mengajarkan bahwa dunia ini tidak ada artinya dibanding dengan kehidupan akhirat. Ia tinggalkan semua kemewahan dunia ketika kemewahan dunia itu menghalanginya untuk mendapatkan ridha Allah.



Posting Komentar

 
Copyright © 2014 LDK FIKRI PNJ | Distributed By Blogger Template | Designed By OddThemes